1. JENIS
Klasifikasi ikan
gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis
gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami
jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat
terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor . Dibanding gurame jenis lain, porselen
lebih unggul dalam menghasilkan telur.
2. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk
kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup
mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan
tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik
untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat tumbuh
normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan
ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Kolam dengan kedalaman
70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada
kolam khusus, debit air yang diperkenankan +adalah 3 liter/detik, sedangkan
untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12
liter/detik.
6) Keasaman air (pH) yang
baik adalah 6,5-8.
7) Suhu air
yang baik berkisar antara 24-28 0C.
3. PEDOMAN TEKNIS PEMBESARAN
3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
a. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai
tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan.
Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm.
Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
b. Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan
sebelum dipasarkan
2) Peralatan
Sedangkan peralatan lain yang
digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah
warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3.2. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemeliharaan pembesaran
dapat dilakukan secara monokultur. Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit
yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit
sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter
persegi
2) Pemupukan Pemupukan dapat
dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya
dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan
makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada
waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk
kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi
sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada
tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti
TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian
kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa
pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh
pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan
makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul,
kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur
dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh
ikan lebih cepat.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam
dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan
kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan
pertumbuhan ikan akan cepat.
4. HAMA
DAN PENYAKIT
4.1. Penyakit
Gangguan yang berupa penyakit
parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai
mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang
disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit
pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada,
perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit
pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat,
kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam;
perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini
dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa
hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh
ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup
memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia
diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau
sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan
yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2
gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c.
Rendam ikan yang akan diobati dalam
larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d.
Bila belum sembuh betul, pengobatan
ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada
larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di
kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
4.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling
utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan
peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak,
ular dan bermacam-macam burung pemangsa.
5. PANEN
5.1.
Penangkapan
Pemanenan hasil
pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen.
Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2
tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk
ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor.
Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5
kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit,
penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat
menyebabkan ikan terluka.
5.2.
Pembersihan
Setelah air
kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan
dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame
saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan,
harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan
selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar.
Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
6. PASCAPANEN
1) Penanganan
ikan hidup
Adakalanya
ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup.
Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan
gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan
hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan
dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar
ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan
harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus
bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat
digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk
pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan
tinggi kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi
es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan
es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan
ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas
lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan
dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak
.
7. ANALISIS EKONOMI PEMBESARAN
Analisis Usaha Budidaya
1) Biaya
produksi
a. Sewa lahan 6 empang @ Rp.
80.000,-/bulan = Rp.
480.000,-
b. Benih per empang 4000
ekor @Rp 150,- =
Rp. 3.600.000,-
c. Pakan
- Postal per empang 7
karung @ Rp 10.000,- = Rp.
420.000,-
- Rambo per empang 5 karung
@ Rp 2.500,- = Rp.
75.000,-
d. Obat
- Super tetra per empang 2
tablet @ Rp 1.000,- = Rp 12.000,-
e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp
20.000,- Rp. 40.000,-
f. Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah
biaya produksi Rp. 5.089.700,-
1) Penerimaan per empang
4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
2) Keuntungan Rp. 4.510.300,-
3) Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio =
1,89
Diposkan
Oleh Hari Sampurno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar