Pelaksanaannya
Sebelum benih ikan lele
ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan
kolam meliputi :
a. Persiapan kolam
tembok
l Pengolahan dasar
kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan
meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan
menggunakan balok kayu agar keras dan padat sepaya tidak ada kebocoran.
Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
l Untuk tempat
berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat
parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
l Memberikan kapur ke
dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki
kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2,
tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan
kapur yang lebih banyak, juga sebaliknya. Pemberian kapur dapat dilakukan
sekedar untuk mermberantas hama dan penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
l Pemupukan dengan
kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2;
SP3 10 gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
l Pada pintu pemasukan
dan pengeluaran air di pasang penyaring.
l Kemudian dilakukan
pengisian air kolam.
l Kolam dibiarkan
selama + 7 hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makan alami.
b. Persiapan kolam
tembok
Persiapan kolamtembok hampir
sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan
dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk
panen biasanya sudah dibuat permanen.
c.
Penebaran
benih
Sebelum benih ditebarkan
sebaiknya benih dicuci hamakan dahulu dengan merendamnya di dalam larutan
KM5N04 (kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama
24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
d.
Penebaran
benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak
panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan
penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam
wadah pengangkut benih.benih yang sudah teraklimatisasi akan sendirinya keluar
dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal
ini berarti bahwa perlakukan tersebut dilaksanakan diatas pemukaan air kolam
dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar
35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm. Pemberian pakan
Selain makanan alami, untuk
mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa
pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5 % perhari dari berat total
ikan yang di tebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali perhari.
Sedangkan komposisi makanan buatan dapat di buat dari campuran dedak halus
dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul,
jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat
dibuat bentuk pellet.
e. Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan
mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot
antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm. Pemanenan dilakukan
dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan
kubangan, sehingga mudh ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara
lain penangkapan
Gambar 4. Benih ikan lele paralon/bambu
diletakkan di dasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan
masuk ke dalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan di tangkap atau
diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa
di pasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum
ikan-ikan tersebut diangkut untuk di pasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat
dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang
diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.
Proses
produksi pada kegiatan pembesaran disajikan pada tabel di bawah ini.
PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN DAN
LINGKUNGAN
Kegiatan
budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering di hadapkan pada
permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran,
penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.
Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut.
Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiphthirius sp.,Trichodina
sp., Monogenea sp., dan Dacthylogyrus sp.
Penanggulangan hama
insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada
saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat
dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di
sekeliling kolam.
Penanggulangan
organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang
baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat
menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Pengelolaan
lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada
kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi
pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan,
pengairan dan pengkondisisan tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada
kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan
kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pengairan dan
pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air
kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
l Pindahkan segera
ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang
tambak lebih parah sebaiknya dimusnahkan.
l Jangan membuang air
bekas ikan sakit ke saluran air.
l Kolam yang sudah
terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1
kg/5 m2. kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kolam
dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
l Kurangi kepadatan
ikan di kolam yang terserang penyakit.
l Alat tangkap dan
wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai
lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium permanganat (PK) 20 ppm (1
gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3
air).
l Setelah memegang
ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
l Bersihkan selalu
dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik.
l Usahakan agar kolam
selalu mendapatkan air segar atau air baru.
l Tingkatkan gizi
makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA
USAHA
Pembesaran
lele Sangkuriang di bak plastik
1. Investasi
a.
Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp
1.000.000,-
b.
Bak kayu lapi plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp
1.500.000,-
c.
Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp
750.000,-
2. Biaya Tetap
a.
penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp
1.000.000,-
b. Penyusutan bak kayu
lapis plastik
Rp
1.500.000,-/2 thn = Rp
750.000,-
c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5
thn = Rp 150.000,-
Rp
1.900.000,-
1. Biaya Variabel
a.
Pakan 4800 kg @ Rp 3.700,- = Rp
17.000.000,-
b.
benih ukuran 5-8 cm sebanyak
25.263 ekor @ 80,-
= Rp 2.021.052,6
c.
obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp
300.000,-
d.
alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp
200.000,-
e.
Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-
= Rp 3.000.000,-
f.
Lain-lain 12 bln @ Rp 100.000,- = Rp
1.200.000,-
2. Total
Biaya
Biaya
tetap + Biaya Variabel
=
Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052.6
=
Rp 26.181.052,6
3. Produksi Lele
Konsumsi
4800
kg x Rp 6.000/kg = Rp 28.800.000,-
4. Pendapatan
Produksi
– (Biaya tetap + Biaya variabel)
=
Rp 28.800.000,- - (Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,6)
=
Rp 2.418.947,37
5. Break Event Point
Harga
produksi = Rp 5.496,05
Rp 24.281.052,6
Diposkan oleh Hari Sampurno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar