1. JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo :
Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus :
Oreochromis
Species : Oreochromis
mossambicus
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair
merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.
2.
PERSYARATAN LOKASI
1)Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan
adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat
menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
2)Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan
kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3)Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika
lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4)Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair
harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun,
dan minyak/limbah pabrik.
5)Ikan mujair dapat berkembang pesat di
kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya
yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk
pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6)Keasaman air (pH) yang baik adalah antara
7-8.
7)Suhu air yang baik
berkisar antara 20-25 derajat C.
3. PEDOMAN TEKNIS PEMBESARAN
3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair
tergantung dari sistim pemeliharaannya
a. Kolam
pembesaran
Kolam
pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Untuk membesarkan benih
diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
b. Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
2)
Peralatan
Cangkul,
arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair
antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter
100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), lambit
dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), seser (gunanya= scoopnet,
tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap
induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan
Media
Yang
dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa
hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar
sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu
urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga
ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15
gram dan 10 gram/meter persegi.
3.2.
Pemeliharaan Pembesaran
Pembesaran
ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x
2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan
dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat
dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum
digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60
cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
1)
Pemupukan
Pemupukan
kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara
merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak banyaknya. Pupuk yang biasa
digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
2)
Pemberian Pakan
Apabila
tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa
diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%,
tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Dapat juga diberi makanan yang
berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat
populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan
sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai
dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga
perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis
10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
3) Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak
boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil
dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
4.
HAMA DAN
PENYAKIT
4.1.
Hama
1) Bebeasan (Notonecta).
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100
meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister).
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit
diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok. Makan telur telur
ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan
membuang hidup-hidup.
4) Ular. Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian:
lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5) Lingsang. Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang
jebakan berumpun.
6) Burung. Memakan benih
yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi
penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali
penghalang.
4.2. Penyakit
Secara umum
hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada
budidaya ikan mujair:
a) Pengeringan dasar kolam
secara teratur setiap selesai panen.
b) Pemeliharaan ikan yang
benar-benar bebas penyakit.
c) Hindari penebaran ikan secara berlebihan
melebihi kapasitas.
d) Sistem pemasukan air yang ideal adalah
paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
e) Pemberian pakan cukup,
baik kualitas maupun kuantitasnya.
f) Penanganan saat panen
atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
g) Binatang seperti burung,
siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit
jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
5.
PANEN
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen
sebagian.
1)
Panen sebagian atau panen selektif
Panen
selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih
dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen
(umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan
untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan
waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih
(biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya
dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1
jam
2)
Panen total
Umumnya
panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair
yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45
gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga
ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat
seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan
dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas
dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk
menghindari lukanya ikan.
6.
PASCA PANEN
Penanganan
pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun
ikan segar.
1)
Penanganan ikan hidup
Adakalanya
ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup.
Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan
gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan
hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan
dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar
ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan
harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus
bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat
digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk
pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass.
d. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi
es dengan suhu 6-7 derajat C Gunakan es
berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan =
1:1.
7. ANALISIS EKONOMI
PEMBESARAN
1) Biaya produksi
a. Sewa kolam Rp. 120.000,-
b. Benih ikan mujair 4000 ekor, @
Rp.150,- Rp. 600.000,-
c. Pakan. Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
d. Obat dan pupuk
- Kotoran ayam 4 karung, @
Rp.7.000,- Rp.
28.000,-
- Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp.
18.000,-
- Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
d. Peralatan Rp. 96.000,-
e. Tenaga kerja 1 orang @
Rp. 7000,- Rp. 210.000,-
f. Biaya tak terduga 10% Rp. 111.440,-
Jumlah biaya produksi Rp.1.225.840,-
2) Pendapatan benih ikan
85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-
3) Keuntungan Rp. 644.160,-
4) Parameter kelayakan usaha
Diposkan
oleh Hari Sampurno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar