Sabtu, 04 Agustus 2018

PEMBESARAN IKAN PATIN DALAM KOLAM




  

Teknik budidaya ikan patin relatif mudah sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat ikan patin mulai dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak dari semen atau kolan tanah. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini selain rasanya enak dan gurih. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intensif.dan sekarang sudah banyak yang berbudidaya ikan pati di terpal maupun di kolam tanah sehingga kebutuhan konsumsi masyarakan terpenuhi dan harganya lebih terjangkau, gizinya juga tidak kalah dengan ikan ikan lainnya, maka dari itu tingkatkanlah untuk mengkonsumsi ikan patin.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius

Persyaratan Budidaya Ikan Patin

Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :

 Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan untuk menghindari timbulnya jamur maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
pH air berkisar antara: 6,5-7.
Teknik Pemeliharaan Pembesaran Ikan Patin

Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran antara lain 200 gram sampai 1 kg. masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.

Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik langkah-langkah pemeliharaan ikan patin sebagai berikut :

Persiapan Kolam

Kedalaman kolam 1,5 m
Pengeringan mininal 15 hari
Pengapuran dengan kapur pertanian (dolomite) 100gr /m2 fungsinya untuk memperbaiki pH tanah.
Dapat juga dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 200gr/m2
Biarkan hingga beberapa hari agar ada proses mineralisasi (proses pembentukan mineral)
Diamkan air sampai fitoplanton tumbuh yang ditandai warna air yang menjadi kehijauan.
Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.

Penebaran Benih

Seperti biasa pilih benih yang unggul dan berkualitas serta sehat.
Lakukan aklimatisasi (upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi ke lingkungan baru yang akan dimasukinya) dengan memasukkan benih beserta kantong plastiknya sekitar 30 menit  1 jam. Setelah itu benih bisa ditebar.
Padat tebar : air statis : 200 ekor/m2 jika ada aliran air (kecil) kepadatan dapat ditambah hingga 300-400 ekor/m2.
Pada tebar benih setelah ditebar ikan patin tidak boleh di kasih pakan selama 2 hari karena masa adaptasi dan disitulah ikan patin di puasakan dulu setelah 2-3 hari baru di kasih makan , kalau langsung ikan pati akan mengalami setres atau kembung sering kematian massal , maka dari itu pemberian makan juga di sesuaikan dengan keadaan ikan patin atau sesuai bobot ikan
Ketinggian air ditambah seiring dengan pertumbuhan patin sampai mencapai 1,5 m.
Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan jumlah makanan selalu berubah setiap bulan sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel) dan bisa juga dilakukan dengan cara adlibitum (sampai kenyang). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas, bekicot, ikan sisa, usus ayam dan lain-lain. Pakan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan di sekitar kolam sehingga hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi, penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang  jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu Jadi apa bila ikan sudah terlihat menumpuk maka perlahan-lahan ikan diangkat agar ikan tersebut tetap dalam keadaan aman dan pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
Diposkan oleh Hari Sampurno 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar