Teknik budidaya ikan patin relatif mudah sehingga tidak
perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan
kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau
sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan
minat masyarakat ikan patin mulai dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak
dari semen atau kolan tanah. Permintaan ikan patin yang terus meningkat
memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang
budidaya ikan patin ini selain rasanya enak dan gurih. Dengan permintaan yang
demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam tetapi perlu
budidaya ikan patin secara lebih intensif.dan sekarang sudah banyak yang
berbudidaya ikan pati di terpal maupun di kolam tanah sehingga kebutuhan
konsumsi masyarakan terpenuhi dan harganya lebih terjangkau, gizinya juga tidak
kalah dengan ikan ikan lainnya, maka dari itu tingkatkanlah untuk mengkonsumsi
ikan patin.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius
Persyaratan Budidaya Ikan Patin
Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan
kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara
lain sebagai berikut :
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya
ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung tidak berporos. Jenis tanah tersebut
dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar
antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang
dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih
tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan untuk menghindari
timbulnya jamur maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur
(Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva
di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya
relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang
relatif stabil.
pH air berkisar antara: 6,5-7.
Teknik Pemeliharaan Pembesaran Ikan Patin
Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin
konsumsi ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran antara lain 200 gram
sampai 1 kg. masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang
lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu pada Usia 6
bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan
aliran air yang mengalir cukup baik meski demikian bisa juga dipeihara pada
kolam semen yang tidak mengalir tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar
tetap dalam konsisi yang baik langkah-langkah pemeliharaan ikan patin sebagai
berikut :
Persiapan Kolam
Kedalaman kolam 1,5 m
Pengeringan mininal 15 hari
Pengapuran dengan kapur pertanian (dolomite) 100gr /m2
fungsinya untuk memperbaiki pH tanah.
Dapat juga dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 200gr/m2
Biarkan hingga beberapa hari agar ada proses mineralisasi
(proses pembentukan mineral)
Diamkan air sampai fitoplanton tumbuh yang ditandai warna
air yang menjadi kehijauan.
Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum
ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan
alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan
alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau
pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.
Penebaran Benih
Seperti biasa pilih benih yang unggul dan berkualitas serta
sehat.
Lakukan aklimatisasi (upaya penyesuaian fisiologis atau
adaptasi ke lingkungan baru yang akan dimasukinya) dengan memasukkan benih
beserta kantong plastiknya sekitar 30 menit 1 jam. Setelah itu benih bisa
ditebar.
Padat tebar : air statis : 200 ekor/m2 jika ada aliran air
(kecil) kepadatan dapat ditambah hingga 300-400 ekor/m2.
Pada tebar benih setelah ditebar ikan patin tidak boleh di
kasih pakan selama 2 hari karena masa adaptasi dan disitulah ikan patin di
puasakan dulu setelah 2-3 hari baru di kasih makan , kalau langsung ikan pati
akan mengalami setres atau kembung sering kematian massal , maka dari itu
pemberian makan juga di sesuaikan dengan keadaan ikan patin atau sesuai bobot
ikan
Ketinggian air ditambah seiring dengan pertumbuhan patin
sampai mencapai 1,5 m.
Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin
adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap
keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah
dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi
dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah
berat badan ikan peliharaan jumlah makanan selalu berubah setiap bulan sesuai
dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara
menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara
(sampel) dan bisa juga dilakukan dengan cara adlibitum (sampai kenyang). Pakan
yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti
kerang, keong emas, bekicot, ikan sisa, usus ayam dan lain-lain. Pakan alami
yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat
biaya pemeliharaan.
Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah
hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama
yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan
burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu
penerangan di sekitar kolam sehingga hama tersebut biasanya enggan masuk jika
ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan
non-infeksi, penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya
gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular
sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme
patogen.
Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan
patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa
aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen.
Sayang jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik harus gagal
hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala
apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan
dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu Jadi apa bila ikan sudah
terlihat menumpuk maka perlahan-lahan ikan diangkat agar ikan tersebut tetap
dalam keadaan aman dan pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap
segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
Diposkan oleh Hari Sampurno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar