Minggu, 02 Desember 2018


TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE





     


Pemeliharaan Induk Ikan Lele
1.  Induk dipilih yang tidak ada cacat dan bentuk tubuh normal serta berumur > 1 tahun dengan bobot minimal 700 gram/ekor.
2.  Induk dipelihara dikolam pada kedalaman air 1-1.5 m dengan kepadatan 20 ekor/m2.
3.  Induk jantan dan betina di pisahkan.
4.  Pakan yang di berikan berprotein > 30-32 % dengan jumlah pemberian pakan 1-2 %/hari
5.  Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari.
Pemilihan Induk Lele Matang Gonad
Sebelum melakukan pemilihan induk matang gonad dilakukan penjaringan untuk menangkap induk kemudian satu persatu di tempat kan pada bak plastik untuk diseleksi, semua ikan yang matang gonad ditampung didalam bak pemberokan.
1.  Ciri-ciri fisik induk lele betina matang gonad (siap pijah) yaitu : induk betina ditandai dengan bentuk perut yang gendut dan bila diraba terasa lembek dan lubang genital berwarna kemerahan.
2.  Ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad (siap pijah) yaitu : induk jantan ditadai dengan papila yang berwarna kemerahan dan memiliki panjang melewati pangkal sirip dubur. Ikan jantan dan betina paling bagus terseleksi (matang) di tampung dalam bak pemberokan yang dilengkapi dengan penutup.
Pemijahan Ikan Lele
Pemijahan buatan (induce breeding).
1.  Induk lele jantang dan induk lele betina tidak berasal dari satu keturunan induk jantang yang digunakan bobot minimal 700 gr/ekor sebanyak satu ekor sedangkan bobot induk betina minimal 700gr/ekor minimal 4 ekor.
2.  Pemijahan ini menggunakan hormon ekstrak pituitary/hopofisa atau hormon peransang seperti Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya dengan dosis 0,2 ml/kg induk. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan denga ovulasi telur 10-14 jam bergantung pada suhu inkubasi induk.
3.  Induk betina yang sudah ovulasi di tandai dengan perut yang bertambah besar dan lembek apabila diurut bagian perutnya telur akan keluar.
4.  Sebelum induk betina di striping terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma jantan yaitu dengan membedah jantan dan diambil kantung sperma. Kantung sperma yang baik adalah ukuran yang cukup besar dan berwarna putih susu, kantung sperma kemudian di potong kecil-kecil lalu dicampur dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dengan perbandingan 1 : 50-100. Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan dan pengenceran sperma adalah tidak boleh ada air karena dapat mengatifkan sperma.
5.  Induk betina yang telah ovulasi kemudian di striping dengan mengurut bagian telur dan kemudian telur ditempatkan dalam wadah yang kering.
6.  Pembuahan dilakukan dengan mencampur telur dan sperma secara merata kemudian ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma sambil diaduk.
7.  Telur yang telah dibuahi kemudian ditebar merata pada hapa penetasan.
8.  Kemudian telur akan menetas 30-36 jam setelah pembuahan.
Pemijahan alami/semi alami
1.  Memasangkan induk jantan dan induk betina sebanyak 1 pasang/bak kemudian memberi kakaban ( ijuk yang sudah di ikat) sebanyak 4 buah/bak.
2.  Wadah pemihahan dapat berupa bak plastik atau tembok dengan ukuran 2×1 m dengan ketinggian air 15-25 cm.
3.  Menutup bak secara baik sehingga induk yang sedang di pijahkan tidak meloncat keluar bak dan proses pemijahan akan terjadi setelah 12-15 jam setelah pencampuran induk jantan dan induk betina, hal ini di tandai dengan menempelnya telur di kakaban.
4.  Proses selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke bak penetasan atau dapat juga mengankat induk dari bak pemijahan, penetasan telur sebaiknya di air yang mengalir dan pemberian aerasi untuk suplai oksigen.
5.  Mengembalikan induk paska pemijahan kekolam induk.
6.  Pemijahan semi alami dilakukan dengan menyuntik induk betina hormon estrak pituitary/hipofisa atau hormon peransang Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya sebanyak 0,2 ml/kg. Induk betina dan jantan kemudian dicampur dalam astu wadah pemijahan dengan perbandingan 1 : 1.
7.  Proses pemijagan semi alami hampir sama dengan pemijahan alami.
8.  Kemudian telur akan menetas 30-36 jam setelah pembuahan.
Penetasan Telur Ikan Lele
1.  Ikan lele merupakan salah satu ikan yang memiliki telur dengan sifat adhesive yaitu setelah proses pengerasan cakang nya telur bersifat lengket sehingga mudah menempel pada subtrat. Untuk pemijahan buatan penetasan telur setelah pembuahan dilakukan dengan menebar telur secara merata di hapa sehingga telur ikan tidak menumpuk pada salah satu sudut /tempat tertentu yang akan menyebabkan permukaan telur akan kekurang aoksigen sehingga telur akan menjadi mati. Sedangkan untuk pemijahan alami/semi alami menggunakan kakaban.
2.  Untuk penetasan telur ikan lele pada kisaran suhu 27-30oc penetasan akan memakan waktu 24-30 jam.
3.  Derajat pembuahan ikan lele pada kondisi kualitas air yang baik berkisar antara 50-80%.
4.  Derajat penetasan ikan lele berkisar antara 40-70%.
5.  Pemanenan larva ikan lele yang sudah menetas dilakukan dengan menyerok larva ikan dengan serok halus.
Pemeliharaan Larva Dalam Hatchery (Larva 1-2 Cm)
1.  Pemeliharaan larva lele biasanya dilakukan dalam hatchery diruangan tertutup (indor).
2.  Wadak pemeliharaan dapat berupa akuarium, fiber glass, bak semen, bak kayu atau bak plastik.
3.  Wadah pemeliharaan di sesuaikan dengan jumlah larva yang akan di tebar dan kepadatan larva adalah 20-30 ekor larva/liter.
4.  Pakan alami yang akan diberikan adalah cyste ertemia atau moina beku, pengaturan pemberian pakan alami ikan air tawar yang lain (addlibitum).
5.  Penetasan cyste artemia dilakukan dalam corong penetasan selama kurang lebih 24 jam dalam air bersalinitas 25-30 ppt.
6.  Selama masa pemeliharaan setiap pagi dilakukan penyiponan bertujuan untuk membuang kotoran artemia yang tidak termakan dan larva yang mati.
7.  Pergantian air dilakukan pada hari ke empat atau kelima masa pemeliharaan tergantung kondisi air selanjutnya dilakukan 2 hari sekali.
8.  Kelangsungan hidup larva sampai umur 4 hari bisa mencapai 80-90%.
9.  Perkembangan larva ikan lele pada umur 1-3 hari larva ikan belum membuka mulutnya serta alat pencernaannya belum sempurna pada kari ke empat larva ikan lele mulai makan, hal tersebut dapat dilihat pada perut larva yang berwarna kemerahan berisi artemia/moina.
10.Setelah benih berumur 4-5 hari siap untuk di panen.
Pendederan Lele Dikolam
1.  Hal yang terpenting dalam pendederan sebelum dilakukan penebaran benih adalah persiapan kolam yang meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam dan pembuatan caren saluran tengan kolam.
2.  Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan cara pembalikan tanah dasar kolam, diratakan dengan pembuatan caren/ kemalir dengan kemiringan 0.5 – 1% kearah pintu pengeluaran.
3.  Setelah pengolahan dasar kolam tanah selesai selanjutnya dilakukan pemupukan, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 100-250gr/m2 sedangkan pengapuran dilakukan dengan menggunakan kapur hidup (CaO) dengan dosis 60gr/m2.
4.  Pengeringan kolam dilakukan selama 3 hari kemudian dilakukan pengisian air secara bertahap sampai ketinggian 90 cm. Sebelum benih ditebar dilakukan pemantauan kualitas air yang meliputi parameter O2 terlarut ,pH, kecerahan dan suhu air sebagai persiapan akhir.
5.  Penebaran benih dilakukan pada hari ke delapan dari awal persiapan kolam penebaran ini dilakukan pada pagi hari atau sore hari dengan maksud untuk menghindari panasnya terik matahari yang biasa membuat benih ikan menjadi stres.
6.  Larva yang ditebar berukuran 0,3-0,5 cm dengan padat penebaran 200-300 ekor/m2 (sudah kuat ditebar didalam kolam sejak umur 5 hari pemeliharaan).
7.  Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali/hari yaitu pagi, siang dan sore.
Tabel Tingkat Pemberian Pakan (Feeding Rate) Dan Ukuran Pakan Untuk Pendederan Benih Lele.
Ukuran Benih (gr)       Jumlah Penberian Pakan         Jenis                Ukuran Pakan (mm)
1-7                               Blinded Feeding                     Tepung            0,2-0,6
8-14                             30-40 %                                   Crumbel 1       0,8-1,5
15-30                           20-30 %                                   Crumbel 1       0,8-1,5
30-50                           10-20                                       Crumbel 2       1,5-2,4
Diposkan oleh Hari Sampurno


PEMBESARAN IKAN LELE



Pelaksanaannya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi :
a.       Persiapan kolam tembok
l Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat sepaya tidak ada kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
l Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
l Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur yang lebih banyak, juga sebaliknya. Pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk mermberantas hama dan penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
l Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
l Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air di pasang penyaring.
l Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
l Kolam dibiarkan selama + 7 hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makan alami.
b.       Persiapan kolam tembok
Persiapan kolamtembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat permanen.

c.        Penebaran benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih dicuci hamakan dahulu dengan merendamnya di dalam larutan KM5N04 (kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
d.                   Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih.benih yang sudah teraklimatisasi akan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakukan tersebut dilaksanakan diatas pemukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm. Pemberian pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5 % perhari dari berat total ikan yang di tebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali perhari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat di buat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.


e.       Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudh ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan






                                                                              
Gambar 4. Benih ikan lele paralon/bambu diletakkan di dasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk ke dalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan di tangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa di pasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk di pasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.









Proses produksi pada kegiatan pembesaran disajikan pada tabel di bawah ini.

 

 

 

 

 

PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN


Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering di hadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiphthirius sp.,Trichodina sp., Monogenea sp., dan Dacthylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisisan tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
l Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tambak lebih parah sebaiknya dimusnahkan.
l Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
l Kolam yang sudah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
l Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
l Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
l Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
l Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik.
l Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
l Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik

1.   Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,-                    = Rp  1.000.000,-
b. Bak kayu lapi plastik 3 unit @ Rp 500.000,-           = Rp  1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-       = Rp     750.000,-
2.   Biaya Tetap
a. penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn                   = Rp  1.000.000,-
b.  Penyusutan bak kayu lapis plastik
Rp 1.500.000,-/2 thn                                                    = Rp     750.000,-
     c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn    = Rp     150.000,-
                                                                                                       Rp  1.900.000,-

1.   Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3.700,-                    = Rp  17.000.000,-
b. benih ukuran 5-8 cm sebanyak
    25.263 ekor @ 80,-                                      = Rp   2.021.052,6
c. obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-                            = Rp      300.000,-
d. alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,-                  = Rp      200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-     = Rp   3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bln @ Rp 100.000,-                               = Rp   1.200.000,-
2.                                                             Total Biaya
Biaya tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052.6
= Rp 26.181.052,6
3.   Produksi Lele Konsumsi
4800 kg x Rp 6.000/kg = Rp 28.800.000,-
4.   Pendapatan
Produksi – (Biaya tetap + Biaya variabel)
= Rp 28.800.000,- - (Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,6)
= Rp 2.418.947,37
5.   Break Event Point
Volume produksi  = 4.396,84 kg
Harga produksi = Rp 5.496,05
                                Rp 24.281.052,6

Diposkan oleh Hari Sampurno 

Kamis, 29 November 2018

PEMBESARAN IKAN GURAMI



1. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas                        : Pisces
Sub Kelas              : Teleostei
Ordo                       : Labyrinthici
Sub Ordo               : Anabantoidae
Famili                     : Anabantidae
Genus                     : Osphronemus
Species   : Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur.


2. PERSYARATAN LOKASI
1)  Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2)  Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3)  Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4)  Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5)  Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan +adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6)  Keasaman air (pH) yang baik adalah  6,5-8.
7)  Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 0C.

3. PEDOMAN TEKNIS PEMBESARAN
3.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
a.   Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
b.   Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
2) Peralatan
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3.2. Pemeliharaan Pembesaran
1)  Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara monokultur. Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
2)  Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
4. HAMA DAN PENYAKIT
4.1. Penyakit
Gangguan yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1)  Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2)  Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3)  Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a.   Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b.   Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c.   Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d.   Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
4.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.

5. PANEN
5.1. Penangkapan
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.

5.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.

6. PASCAPANEN
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a.   Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b.   Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c.   Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a.   Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b.   Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c.   Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak
.
7. ANALISIS EKONOMI PEMBESARAN
Analisis Usaha Budidaya
1) Biaya produksi
a.   Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan                 = Rp. 480.000,-
b.   Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,-                       = Rp. 3.600.000,-
c.   Pakan
-    Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-               = Rp. 420.000,-
-    Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,-                = Rp. 75.000,-
d.   Obat
-    Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,-            =  Rp 12.000,-
e.   Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
f.    Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
1)  Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
2)  Keuntungan Rp. 4.510.300,-
3)  Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio = 1,89

Diposkan Oleh Hari Sampurno