Minggu, 02 Desember 2018


TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE





     


Pemeliharaan Induk Ikan Lele
1.  Induk dipilih yang tidak ada cacat dan bentuk tubuh normal serta berumur > 1 tahun dengan bobot minimal 700 gram/ekor.
2.  Induk dipelihara dikolam pada kedalaman air 1-1.5 m dengan kepadatan 20 ekor/m2.
3.  Induk jantan dan betina di pisahkan.
4.  Pakan yang di berikan berprotein > 30-32 % dengan jumlah pemberian pakan 1-2 %/hari
5.  Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari.
Pemilihan Induk Lele Matang Gonad
Sebelum melakukan pemilihan induk matang gonad dilakukan penjaringan untuk menangkap induk kemudian satu persatu di tempat kan pada bak plastik untuk diseleksi, semua ikan yang matang gonad ditampung didalam bak pemberokan.
1.  Ciri-ciri fisik induk lele betina matang gonad (siap pijah) yaitu : induk betina ditandai dengan bentuk perut yang gendut dan bila diraba terasa lembek dan lubang genital berwarna kemerahan.
2.  Ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad (siap pijah) yaitu : induk jantan ditadai dengan papila yang berwarna kemerahan dan memiliki panjang melewati pangkal sirip dubur. Ikan jantan dan betina paling bagus terseleksi (matang) di tampung dalam bak pemberokan yang dilengkapi dengan penutup.
Pemijahan Ikan Lele
Pemijahan buatan (induce breeding).
1.  Induk lele jantang dan induk lele betina tidak berasal dari satu keturunan induk jantang yang digunakan bobot minimal 700 gr/ekor sebanyak satu ekor sedangkan bobot induk betina minimal 700gr/ekor minimal 4 ekor.
2.  Pemijahan ini menggunakan hormon ekstrak pituitary/hopofisa atau hormon peransang seperti Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya dengan dosis 0,2 ml/kg induk. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan denga ovulasi telur 10-14 jam bergantung pada suhu inkubasi induk.
3.  Induk betina yang sudah ovulasi di tandai dengan perut yang bertambah besar dan lembek apabila diurut bagian perutnya telur akan keluar.
4.  Sebelum induk betina di striping terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma jantan yaitu dengan membedah jantan dan diambil kantung sperma. Kantung sperma yang baik adalah ukuran yang cukup besar dan berwarna putih susu, kantung sperma kemudian di potong kecil-kecil lalu dicampur dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dengan perbandingan 1 : 50-100. Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan dan pengenceran sperma adalah tidak boleh ada air karena dapat mengatifkan sperma.
5.  Induk betina yang telah ovulasi kemudian di striping dengan mengurut bagian telur dan kemudian telur ditempatkan dalam wadah yang kering.
6.  Pembuahan dilakukan dengan mencampur telur dan sperma secara merata kemudian ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma sambil diaduk.
7.  Telur yang telah dibuahi kemudian ditebar merata pada hapa penetasan.
8.  Kemudian telur akan menetas 30-36 jam setelah pembuahan.
Pemijahan alami/semi alami
1.  Memasangkan induk jantan dan induk betina sebanyak 1 pasang/bak kemudian memberi kakaban ( ijuk yang sudah di ikat) sebanyak 4 buah/bak.
2.  Wadah pemihahan dapat berupa bak plastik atau tembok dengan ukuran 2×1 m dengan ketinggian air 15-25 cm.
3.  Menutup bak secara baik sehingga induk yang sedang di pijahkan tidak meloncat keluar bak dan proses pemijahan akan terjadi setelah 12-15 jam setelah pencampuran induk jantan dan induk betina, hal ini di tandai dengan menempelnya telur di kakaban.
4.  Proses selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke bak penetasan atau dapat juga mengankat induk dari bak pemijahan, penetasan telur sebaiknya di air yang mengalir dan pemberian aerasi untuk suplai oksigen.
5.  Mengembalikan induk paska pemijahan kekolam induk.
6.  Pemijahan semi alami dilakukan dengan menyuntik induk betina hormon estrak pituitary/hipofisa atau hormon peransang Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya sebanyak 0,2 ml/kg. Induk betina dan jantan kemudian dicampur dalam astu wadah pemijahan dengan perbandingan 1 : 1.
7.  Proses pemijagan semi alami hampir sama dengan pemijahan alami.
8.  Kemudian telur akan menetas 30-36 jam setelah pembuahan.
Penetasan Telur Ikan Lele
1.  Ikan lele merupakan salah satu ikan yang memiliki telur dengan sifat adhesive yaitu setelah proses pengerasan cakang nya telur bersifat lengket sehingga mudah menempel pada subtrat. Untuk pemijahan buatan penetasan telur setelah pembuahan dilakukan dengan menebar telur secara merata di hapa sehingga telur ikan tidak menumpuk pada salah satu sudut /tempat tertentu yang akan menyebabkan permukaan telur akan kekurang aoksigen sehingga telur akan menjadi mati. Sedangkan untuk pemijahan alami/semi alami menggunakan kakaban.
2.  Untuk penetasan telur ikan lele pada kisaran suhu 27-30oc penetasan akan memakan waktu 24-30 jam.
3.  Derajat pembuahan ikan lele pada kondisi kualitas air yang baik berkisar antara 50-80%.
4.  Derajat penetasan ikan lele berkisar antara 40-70%.
5.  Pemanenan larva ikan lele yang sudah menetas dilakukan dengan menyerok larva ikan dengan serok halus.
Pemeliharaan Larva Dalam Hatchery (Larva 1-2 Cm)
1.  Pemeliharaan larva lele biasanya dilakukan dalam hatchery diruangan tertutup (indor).
2.  Wadak pemeliharaan dapat berupa akuarium, fiber glass, bak semen, bak kayu atau bak plastik.
3.  Wadah pemeliharaan di sesuaikan dengan jumlah larva yang akan di tebar dan kepadatan larva adalah 20-30 ekor larva/liter.
4.  Pakan alami yang akan diberikan adalah cyste ertemia atau moina beku, pengaturan pemberian pakan alami ikan air tawar yang lain (addlibitum).
5.  Penetasan cyste artemia dilakukan dalam corong penetasan selama kurang lebih 24 jam dalam air bersalinitas 25-30 ppt.
6.  Selama masa pemeliharaan setiap pagi dilakukan penyiponan bertujuan untuk membuang kotoran artemia yang tidak termakan dan larva yang mati.
7.  Pergantian air dilakukan pada hari ke empat atau kelima masa pemeliharaan tergantung kondisi air selanjutnya dilakukan 2 hari sekali.
8.  Kelangsungan hidup larva sampai umur 4 hari bisa mencapai 80-90%.
9.  Perkembangan larva ikan lele pada umur 1-3 hari larva ikan belum membuka mulutnya serta alat pencernaannya belum sempurna pada kari ke empat larva ikan lele mulai makan, hal tersebut dapat dilihat pada perut larva yang berwarna kemerahan berisi artemia/moina.
10.Setelah benih berumur 4-5 hari siap untuk di panen.
Pendederan Lele Dikolam
1.  Hal yang terpenting dalam pendederan sebelum dilakukan penebaran benih adalah persiapan kolam yang meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam dan pembuatan caren saluran tengan kolam.
2.  Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan cara pembalikan tanah dasar kolam, diratakan dengan pembuatan caren/ kemalir dengan kemiringan 0.5 – 1% kearah pintu pengeluaran.
3.  Setelah pengolahan dasar kolam tanah selesai selanjutnya dilakukan pemupukan, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 100-250gr/m2 sedangkan pengapuran dilakukan dengan menggunakan kapur hidup (CaO) dengan dosis 60gr/m2.
4.  Pengeringan kolam dilakukan selama 3 hari kemudian dilakukan pengisian air secara bertahap sampai ketinggian 90 cm. Sebelum benih ditebar dilakukan pemantauan kualitas air yang meliputi parameter O2 terlarut ,pH, kecerahan dan suhu air sebagai persiapan akhir.
5.  Penebaran benih dilakukan pada hari ke delapan dari awal persiapan kolam penebaran ini dilakukan pada pagi hari atau sore hari dengan maksud untuk menghindari panasnya terik matahari yang biasa membuat benih ikan menjadi stres.
6.  Larva yang ditebar berukuran 0,3-0,5 cm dengan padat penebaran 200-300 ekor/m2 (sudah kuat ditebar didalam kolam sejak umur 5 hari pemeliharaan).
7.  Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali/hari yaitu pagi, siang dan sore.
Tabel Tingkat Pemberian Pakan (Feeding Rate) Dan Ukuran Pakan Untuk Pendederan Benih Lele.
Ukuran Benih (gr)       Jumlah Penberian Pakan         Jenis                Ukuran Pakan (mm)
1-7                               Blinded Feeding                     Tepung            0,2-0,6
8-14                             30-40 %                                   Crumbel 1       0,8-1,5
15-30                           20-30 %                                   Crumbel 1       0,8-1,5
30-50                           10-20                                       Crumbel 2       1,5-2,4
Diposkan oleh Hari Sampurno


PEMBESARAN IKAN LELE



Pelaksanaannya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi :
a.       Persiapan kolam tembok
l Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat sepaya tidak ada kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
l Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
l Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur yang lebih banyak, juga sebaliknya. Pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk mermberantas hama dan penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
l Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
l Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air di pasang penyaring.
l Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
l Kolam dibiarkan selama + 7 hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makan alami.
b.       Persiapan kolam tembok
Persiapan kolamtembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat permanen.

c.        Penebaran benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih dicuci hamakan dahulu dengan merendamnya di dalam larutan KM5N04 (kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
d.                   Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih.benih yang sudah teraklimatisasi akan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakukan tersebut dilaksanakan diatas pemukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm. Pemberian pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5 % perhari dari berat total ikan yang di tebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali perhari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat di buat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.


e.       Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudh ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan






                                                                              
Gambar 4. Benih ikan lele paralon/bambu diletakkan di dasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk ke dalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan di tangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa di pasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk di pasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.









Proses produksi pada kegiatan pembesaran disajikan pada tabel di bawah ini.

 

 

 

 

 

PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN


Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering di hadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiphthirius sp.,Trichodina sp., Monogenea sp., dan Dacthylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisisan tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
l Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tambak lebih parah sebaiknya dimusnahkan.
l Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
l Kolam yang sudah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
l Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
l Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
l Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
l Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik.
l Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
l Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik

1.   Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,-                    = Rp  1.000.000,-
b. Bak kayu lapi plastik 3 unit @ Rp 500.000,-           = Rp  1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-       = Rp     750.000,-
2.   Biaya Tetap
a. penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn                   = Rp  1.000.000,-
b.  Penyusutan bak kayu lapis plastik
Rp 1.500.000,-/2 thn                                                    = Rp     750.000,-
     c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn    = Rp     150.000,-
                                                                                                       Rp  1.900.000,-

1.   Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3.700,-                    = Rp  17.000.000,-
b. benih ukuran 5-8 cm sebanyak
    25.263 ekor @ 80,-                                      = Rp   2.021.052,6
c. obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-                            = Rp      300.000,-
d. alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,-                  = Rp      200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-     = Rp   3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bln @ Rp 100.000,-                               = Rp   1.200.000,-
2.                                                             Total Biaya
Biaya tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052.6
= Rp 26.181.052,6
3.   Produksi Lele Konsumsi
4800 kg x Rp 6.000/kg = Rp 28.800.000,-
4.   Pendapatan
Produksi – (Biaya tetap + Biaya variabel)
= Rp 28.800.000,- - (Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,6)
= Rp 2.418.947,37
5.   Break Event Point
Volume produksi  = 4.396,84 kg
Harga produksi = Rp 5.496,05
                                Rp 24.281.052,6

Diposkan oleh Hari Sampurno