Jumat, 24 Agustus 2018

PLANKTON DAN JENIS-JENIS LAINNYA










Pengertian dan Definisi dari Plankton adalah organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder. Plankton sebagai sumber makanan bagi organisme yang hidup di perairan. Plankton juga sering digunakan sebagai tolak ukur kesuburan perairan dengan melihat dominansi jenis-jenis atau berkurangnya suatu jenis karena adanya gangguan terhadap ekosistem perairan seperti adanya pencemaran. Oleh sebab itu plankton perlu dianalisis keanekaragaman jenisnya. Kepadatan plankton diukur dengan menggunakan alat plankton net berukuran 200 mesh yang di bagian bawahnya ditampung dengan botol flakon ber volume 11 ml. Air diambil dengan menggunakan ember berukuran 5 liter dan dituangkan ke dalam plankton net maka plankton yang tertampung pada botol flakon telah terpadatkan dari volume 5 liter air menjadi 11 ml air untuk kepadatan plankton diukur dengan menggunakan mikroskop binokuler. Sampel plankton dalam botol flakon diteteskan pada hemacytometer kemudian dihitung jumlah jenis setiap selnya. Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton, fitoplankton adalah plankton yang menyerupai tumbuhan sehingga mampu melakukan fotosintesis dan merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan sedangkan zooplakton adalah jenis hewan meskipun sebagai pemanfaatan langsung fitoplankton yang merupakan produsen sekunder perairan.
Definisi dan Pengertian zooplankton yang diberikan oleh Nybakken adalah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton merupakan tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting dan sebagainya. Zooplankton merupakan sumber makanan penting bagi nekton pada tingkat juvenil. Beberapa jenis nekton perairan telah berkembang biak dan membesarkan anak-anaknya di hutan mangrove. Semakin besar densitas zooplankton, maka semakin besar pula nekton.
Menurut fungsinya plankton dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama yaitu :
§  Fitoplankton.
§  Zooplankton.
§  Bakterioplankton dan
§  Virioplankton.
Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut fungsinya
§  Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat kecil namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut karena bersifat autotrofik yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik makanannya. Selain itu fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena mengandung klorofil karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.
Bahan organik yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsinya tetapi disamping itu energi yang terkandung didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.
§  Zooplankton
Zooplankton disebut juga plankton hewani adalah hewan yang hidupnya mengapung atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu untuk kelangsungan hidupnya ini sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih 1 m. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat, chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudianhari menjelang dewasa sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
§  Bakterioplankton
Bakterioplankton adalah bakteri yang hidup sebagai plankton sekarang orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem laut yang mempunyai ciri yang khas dan ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm) tidak mempunyai inti sel dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes) semua biota laut yang mati akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.
§  Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton dan virus ini ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 um) dan menjadikan biota lainnya terutama bakterioplankton dan fitoplankton sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
Menurut daur hidup plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu :
§  Holoplankton
§  Meroplankton
§  Tikoplankton
Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut daur hidup
§  Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini contohnya kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
§  Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara. Pada umumnya ikan menjalani hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut. Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya budidaya udang, crustacea, mollusca dan ikan.
§  Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
Menurut sebaran horisontal plankton dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu :
§  Plankton Neritik
§  Plankton Oseanik
Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran horizontal
Plankton terdapat di lingkungan air tawar hingga tengah samudra dari perairan tropis hingga ke perairan kutub boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya plankton dibagi menjadi:
§  Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5­10 psu (practical salinity unit, dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut komposisi plankton neritik ini sangat kompleks bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau misalnya Labidocera muranoi.
§  Plankton Oseanik
Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini. Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik. Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran vertikal dapat dilihat dibawah ini :
Plankton yang hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam menurut sebaran vertikal plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu :
§  Epiplankton
§  Mesoplankton
§  Hipoplankton
Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran vertikal
§  Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara flankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks. Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara ini disebut pleuston.
§  Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton beberapa seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.
§  Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam sampai 3000-4000 m. Sebagai contoh dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat eukrohnia hamata dan eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.
Diposkan oleh Hari Sampurno


Sabtu, 04 Agustus 2018

PEMBESARAN IKAN PATIN DALAM KOLAM




  

Teknik budidaya ikan patin relatif mudah sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat ikan patin mulai dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak dari semen atau kolan tanah. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini selain rasanya enak dan gurih. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intensif.dan sekarang sudah banyak yang berbudidaya ikan pati di terpal maupun di kolam tanah sehingga kebutuhan konsumsi masyarakan terpenuhi dan harganya lebih terjangkau, gizinya juga tidak kalah dengan ikan ikan lainnya, maka dari itu tingkatkanlah untuk mengkonsumsi ikan patin.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius

Persyaratan Budidaya Ikan Patin

Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :

 Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan untuk menghindari timbulnya jamur maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
pH air berkisar antara: 6,5-7.
Teknik Pemeliharaan Pembesaran Ikan Patin

Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran antara lain 200 gram sampai 1 kg. masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.

Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik langkah-langkah pemeliharaan ikan patin sebagai berikut :

Persiapan Kolam

Kedalaman kolam 1,5 m
Pengeringan mininal 15 hari
Pengapuran dengan kapur pertanian (dolomite) 100gr /m2 fungsinya untuk memperbaiki pH tanah.
Dapat juga dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 200gr/m2
Biarkan hingga beberapa hari agar ada proses mineralisasi (proses pembentukan mineral)
Diamkan air sampai fitoplanton tumbuh yang ditandai warna air yang menjadi kehijauan.
Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.

Penebaran Benih

Seperti biasa pilih benih yang unggul dan berkualitas serta sehat.
Lakukan aklimatisasi (upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi ke lingkungan baru yang akan dimasukinya) dengan memasukkan benih beserta kantong plastiknya sekitar 30 menit  1 jam. Setelah itu benih bisa ditebar.
Padat tebar : air statis : 200 ekor/m2 jika ada aliran air (kecil) kepadatan dapat ditambah hingga 300-400 ekor/m2.
Pada tebar benih setelah ditebar ikan patin tidak boleh di kasih pakan selama 2 hari karena masa adaptasi dan disitulah ikan patin di puasakan dulu setelah 2-3 hari baru di kasih makan , kalau langsung ikan pati akan mengalami setres atau kembung sering kematian massal , maka dari itu pemberian makan juga di sesuaikan dengan keadaan ikan patin atau sesuai bobot ikan
Ketinggian air ditambah seiring dengan pertumbuhan patin sampai mencapai 1,5 m.
Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan jumlah makanan selalu berubah setiap bulan sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel) dan bisa juga dilakukan dengan cara adlibitum (sampai kenyang). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas, bekicot, ikan sisa, usus ayam dan lain-lain. Pakan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan di sekitar kolam sehingga hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi, penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang  jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu Jadi apa bila ikan sudah terlihat menumpuk maka perlahan-lahan ikan diangkat agar ikan tersebut tetap dalam keadaan aman dan pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
Diposkan oleh Hari Sampurno