Keramba Jaring Apung
(KJA) dapat dibuat dalam berbagai ukuran desain dan bahan tergantung pada
kemudahan penanganan daya tahan bahan baku harga dan faktor lainnya. Jaring
atau wadah untuk pemeliharaan ikan tawar dibuat dari bahan polietilen. Bentuk
dan ukuran bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis ikan yang
dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan, serta faktor kemudahan dalam
pengelolaan. Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian,
antara lain :
1. Kerangka Keramba Jaring Apung
Kerangka (bingkai)
jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi
bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya
disesuai-kan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis
dari bahan tersebut. Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah
dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan
menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun.
Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini
sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi kembali. Jika akan memakai besi
anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/angka waktu
pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun. Pada umumnya
petani ikan di jaring terapung menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan
kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi
budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai
garis tengah 5–7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara
3–5 cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu
gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik
digunakan untuk kerangka karena cepat lapuk. Ukuran kerangka jaring
terapung berkisar antara 5×5 meter sampai 10×10 meter. Petani ikan jaring
terapung di perairan cirata pada umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan
ukuran 7×7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu
petak/kantong tetapi satu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat
buah petak/kantong.
2. Pelampung Keramba Jaring Apung
Pelampung berfungsi
untuk mengapungkan kerangka/jaring terapung bahan yang digunakan sebagai
pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa
plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan
biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Jika akan menggunakan
pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan menggunakan
cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan
disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring
terapung berukuran 7×7 meter, dalam satu unit jaring terapung membutuhkan
pelampung antara 33–35 buah.
3. Pengikat Keramba Jaring Apung
Tali pengikat
sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat seperti tambang plastik, kawat ukuran 5
mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk
mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring.
4. Jangkar keramba jaring apung
Jangkar berfungsi
sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa
oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen
atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang
plastik yang berdiameter sekitar 10 mm – 15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit
jaring terapung empat petak/kantong adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan
pada masing-masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar
antara 50 – 75 kg.
5. Jaring Keramba Jaring Apung
Jaring yang digunakan
untuk budidaya ikan di perairan umum biasanya terbuat dari bahan polyethylene
atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari
besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai
ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan
air laut ukuran kantong jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2x2x2 m
sampai 5x5x5 m. Sedangkan untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3x3x3
m sampai 7x7x2,5 m. Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang
lain biasanya kantong jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong
jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya
mempunyai mata jaring (mesh size) yang lebih besar. Salah satu contohnya
adalah sebagai berikut :
1. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan
ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan
sebagai kantong jaring luar.
2. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan
ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai
kantong jaring dalam.
Jaring yang mempunyai
ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inch biasanya digunakan untuk memelihara
ikan yang berukuran lebih kecil. Di perairan umum khususnya dalam budidaya ikan
di jaring terapung ukuran jaring yang digunakan adalah ukuran ¾-1
inch. Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh dengan
membeli jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran
berupa lembaran atau gulungan. Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat
kantong jaring adalah membuat desain/rancangan kantong jaring yang akan
dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan berkisar antara 2×2
m sampai dengan 10×10 m. Setelah ukuran kantong jaring yang akan
dipergunakan, misalnya akan dibuat kantong jaring dengan ukuran 7x7x2 m,
langkah selanjutnya adalah memotong jaring. Untuk memotong jaring harus
dilakukan dengan benar berdasarkan pada ukuran mata jaring dan tingkat
perenggangannya saat terpasang di perairan. Menurut hasil penelitian, jaring
dalam keadaan terpasang atau sudah berupa kantong jaring akan mengalami
perenggangan atau mata jaring dalam keadaan tertarik/terbuka (”Hang In Ratio”).
Nilai ”Hang In Ratio”
dalam membuat kantong jaring terapung adalah 30%. Adapun perhitungan yang
digunakan untuk memotong jaring ada dua cara, yaitu : (1) menggunakan rumus
tertentu dan (2) melakukan perhitungan cara di lapangan. Rumus berdasarkan
”Hang In Ratio” adalah sebagai berikut :
Keterangan :
S : Hang In Ratio
L : Panjang jaring
sebelum Hang In atau dalam keadaan tertarik
i : Panjang tali ris
D : dalam kantong
jaring (jumlah mata jaring dikalikan ukuran mata jaring dalam keadaan tertarik)
d : dalam kantong
jaring sesudah Hang In
Contoh penggunaan
rumus dalam menghitung jaring yang akan dipotong dengan ukuran 7x7x2 m adalah
sebagai berikut :
Misalnya, kantong
jaring yang akan dibuat 7x7x2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inch
(5,08 cm). Diketahui Hang In Ratio (S) adalah 30% = 0,3, Panjang tali ris (i) =
4×7 m = 28 m. Maka untuk mencari panjang jaring sebelum Hang In adalah :
Jadi panjang tiap sisi
adalah 40 m : 4 = 10 m Jumlah mata jaring 10 m = 1000 cm : 5,08 cm = 197,04
mata jaring dibulatkan 197 mata jaring. Diketahui dalam jaring sesudah Hang In
(d) adalah 2 m, maka dalam kantong jaring sebelum dipotong (D) adalah :
Jadi jumlah mata
jaring 2,8 m = 280 cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaring dibulatkan menjadi 55 mata
jaring.
Dari hasil perhitungan
tersebut diperoleh ukuran lembaran jaring yang akan dipotong untuk kantong
jaring berukuran 7x7x2 m adalah 197x197x55 mata jaring.
Sedangkan para petani
ikan dilapangan biasanya menghitung jaring yang akan digunakan untuk membuat
kantong jaring menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Misalnya kantong
jaring yang akan dibuat berukuran 7x7x2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size)
2 inch (5,08 cm). Berdasarkan hasil penelitian panjang jaring akan berkurang sebesar
30% dari semula. Maka secara praktis dilapangan diperhitungkan jumlah mata
jaring dalam setiap meter adalah :
Jadi dalam satu meter
jaring yang berukuran 1 inch terdapat 56 mata jaring, sehingga jika akan
membuat jaring dengan ukuran 7x7x2 m, jumlah mata jaringnya adalah 392x392x112
mata jaring. Sedangkan ukuran mata jaring yang akan digunakan adalah 2 inch
maka jumlah mata jaring yang akan dipotong adalah 196x196x56. Angka-angka
ini diperoleh dari hasil perkalian antara ukuran kantong jaring dengan jumlah
mata jaring. Berdasarkan hasil kedua perhitungan tersebut memperoleh nilai
yang tidak jauh berbeda. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
memindahkan pola yang telah dibuat langsung kejaring.
6. Pemberat keramba jaring apung
Pemberat yang digunakan
biasanya terbuat dari batu atau timah yang masing-masing beratnya antara 2–5
kg. Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan
pada setiap sudut kantong jaring terapung.
7. Tali / tambang keramba jaring apung
Tali/tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi perairan
pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10 mm,
sedangkan pada perairan laut tali/tambang yang digunakan terbuat dari nilon
atau tambang yang kuat terhadap salinitas.Tali/tambang ini
dipergunakan sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang
ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris. Panjang tali ris
adalah sekeliling dari kantong jaring terapung. Misalnya, kantong jaring
terapung berukuran 7x7x2m maka tali risnya adalah 7×4 =28 m. Dengan dikalikan
empat karena kantong sisi jaring terapung adalah empat sisi. Khusus untuk tali
ris pada bagian atas sebaiknya dilebihkan 0,5 m untuk setiap sudut. Jadi tali
risnya mempunyai panjang 28 m +( 4×0,5 m) = 30m. Hal ini untuk memudahkan dalam
melakukan aktivitas kegiatan operasional pada saat melakukan budidaya ikan.
Diposkan
oleh Munawaroh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar