A. Pengertian Plankton
Istilah
plankton pertama kali diperkenalkan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, yang
berarti pengembara. Plankton merupakan sekelompok biota di dalam ekosistem
akuatik (baik tumbuhan maupun hewan) yang hidup mengapung secara pasif,
sehingga sangat dipengaruhi oleh arus yang lemah sekalipun (Arinardi, 1997).
Menurut Hutabarat dan Evans (1985),
adalah suatu organisme yang terpenting dalam ekologi laut. Kemudian dikatakan
bahwa bahwa plankton merupakan salah satu organisme yang berukuran kecil dimana
hidupnya terombang-ambing oleh arus perairan laut.
Menurut Nontji (2005), plankton adalah
organisme yang hidupnya melayang atau mengambang di dalam air. Kemampuan
geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas hingga organisme tersebut terbawa oleh
arus namun, mempunyai peranan penting dalam ekosistem laut, karena plankton
menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir
semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap
masih berupa telur dan larva.
B. Jenis-Jenis Plankton
Klasifikasi
dalam biologi membedakan plankton dalam dua kategori utama yaitu fitoplankton
yang meliputi semua hubungan renik dan zooplankton yang meliputi hewan yang
umumnya renik (Rutter, 1973 dalam Sahrainy, 2001). Fitoplankton ada yang
berukuran besar dan kecil dan biasanya yang besar tertangkap oleh jaringan
plankton yang terdiri dari dua kelompok besar, yaitu diatom dan dinoflagellata.
Diatom mudah dibedakan dari dinoflagellata karena bentuknya seperti kotak gelas
yang unik dan tidak memiliki alat gerak. Pada proses reproduksi tiap diatom
akanmembela dirinya menjadi dua. Satu belahan dari bagian hidup diatom akan
menempati katup atas (epiteka) dan belahan yang kedua akan menempati katup
bawah (hipoteka). Sedangkan kelompok utama kedua yaitu dinoflagellata yang
dicirikan dengan sepasang flagella yang digunakan untuk bergerak dalam air.
Beberapa dinoflagellata seperti Nocticula yang mampu menghasilkan cahaya
melalui proses bioluminesens (Nybakken, 1992).
Anggota fitoplankton yang merupakan
minoritas adalah berbagai alga hijau biru (Cyanophyceae), kokolitofor
(Coccolithophoridae, Haptophyceae), dan silicoflagellata (Dictyochaceae,
Chrysophyceae). Cyanophyceae laut hanya terdapat di laut tropik dan sering
sekali membentuk “permadani” filamen yang padat dan dapat mewarnai air
(Nybakken, 1992).
Sachlan (1972) menggolongkan algae dalam tujuh golongan berdasarkan pigmen yang dikandungnya dan habitatnya, yaitu :
Cyanophyta : alga biru yang hidup di air tawar dan laut.
Chlorophyta : alga hijau banyak hidup di air tawar
Chrysophyta : alga kuning yang hidup di air tawar dan laut
Phyrrophyta : alga yang hidup sebagai plankton di air tawar dan di laut
Eugulenophyta : hidup di air tawar dan di air payau
Phaeophyta : alga coklat yang hidup sebagai rumput laut
Rhodophyta : alga merah yang hidup sebagai rumput laut.
Fitoplankton hanya dapat dijumpai pada
lapisan permukaan saja karena mereka hanya dapat hidup di tempat-tempat yang
mempunyai sinar matahari yang cukup untuk melakukan fotosintesis. Mereka akan
lebih banyak dijumpai pada tempat yang terletak di daerah continental shelf dan
di sepanjang pantai dimana terdapat proses upwelling. Daerah ini biasanya
merupakan suatu daerah yang cukup kaya akan bahan-bahan organic (Hutabarat dan
Evans, 1985).
Berlawanan dengan fitoplankton,
zooplankton yang merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat
beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili
hampir seluruh filum hewan. Namun demikian dari sudut ekologi, hanya satu
golongan dari zooplankton yang sangat penting artinya, yaitu subklas copepoda
(klas Crustaceae, filum Arthropoda). Kopepoda adalah crustacea haloplanktonik
yang berukuran kecil yang mendominasi zooplankton disemua samudra dan laut.
Hewan kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi ekosistem-ekosistem bahari
karena merupakan herbivora primer dalam laut. Dengan demikian, copepoda
berperan sebagai mata rantai yang amat penting antara produksi primer
fitoplankton dengan karnivora besar dan kecil (Nybakken, 1992).
C. Penggolongan Plankton
Menurut
Arinardi (1997), plankton digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu
berdasarkan kemampuan membuat makanan, berdasarkan ukuran, berdasarkan daur
hidupnya.
a.
Berdasarkan Fungsi
Secara
fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu
fitolpankton, zooplankton, bakterioplankton dan virioplankton.
Fitoplankton : ukurannya
sangat kecil dan dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat menyebabkan
perubahan warna air pada laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting
karena bersifat autotrofik, yakni dapat mengjhasilkan sendiri bahan organic
makanannya.
Zooplankton : ukurannya
paling umum berisar 0,2-2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya
ubur-ubur. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain copepod(copepod), eufausid (euphausid),
misid (mysid), ampifod (amphifod), kaetognat(chaetognath).
Bakterioplankton : bakteri
yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteripun banyak
yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam unsur hara (nutrient
cycle), dalam ekosistem laut. Ia mempunyai cirri yang khas, ukurannya
sangat halus (umumnya <1 adalah="" berfotosintesis.=""
dalam="" dan="" dapat="" ekosistem=""
fungsi="" i="" inti="" klorofil=""
laut="" m="" mempunyai="" pengurai=""
sebagai="" sel="" tidak="" umumnya=""
utamanya="" yang="">(decomposer)
. Semua biota laut yang mati akan diuraikan oleh
bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat,
dsb. Hara ini kemudian didaurulangkan dan dimanfaatkan legi oleh fitoplankton
dalam proses proses fotosintesis.
Virioplankton : virus yang
hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (< 0,2 µm) dan
menjadikan biota lainnya, terutama bakteriplankton dan fitoplankton
sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan
kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memcahkan dan mematikan sel-sel
inangnya. Baru sekitar dua decade lalu para ilmuwan banyak mengkaji
virioplankton ini dan menunjukan bahwa virioplanktonpun mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam
ekosistem laut.
b. Berdasarkan
Kemampuan Membuat Makanan
Berdasarkan
kemampuan membuat makanan, plankton digolongkan menjadi dua golongan utama,
yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun
fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat
menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton mempunyai fungsi
penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri
bahan organik untuk makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan
proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena mengandung
klorofil. Karena kemampuannya ini, fitoplankton disebut sebagai produser
primer.
Bahan organik yang diproduksi
fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalani segala fungsi faalnya.
Tetapi, di samping itu energi yang terkandung di dalam fitoplankton dialirkan
melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi-cumi,
sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik
secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.
Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi, zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi, zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2
– 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa
berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara
lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod
(amphipod), kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari
perairan pantai, perairan estuaria, di depan muara sampai ke perairan di tengah
samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.
Zooplankton ada yang hidup di permukaan
dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan
migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan
yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos)
menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa
terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang
semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
c. Berdasarkan
Ukuran
Kini, dengan
kemajuan teknik penyaringan yang dapat lebih baik memilah-milah partikel yang
sangat halus, penggolongan plankton berdasarkan ukurannya lebih berkembang.
Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil hingga yang
besar. Penggolongan di bawah ini diusulkan oleh Sieburth dkk. (1978) yang kini
banyak diacu orang.
Makroplankton (2-20 mm)
Contohnya adalah Pteropods;
Chaetognaths; Euphausiacea (krill); Medusae; ctenophores; salps, doliolids and
pyrosomes (pelagic Tunicata); Cephalopoda.
Mesoplankton (0,2-2 mm)
Sebagian besar zooplankton berada dalam
kelompok ini, seperti metazoans;
copepods; Medusae; Cladocera; Ostracoda; Chaetognaths; Pteropods; Tunicata; Heteropoda, noctiluca.
copepods; Medusae; Cladocera; Ostracoda; Chaetognaths; Pteropods; Tunicata; Heteropoda, noctiluca.
Mikroplankton (20-200
µm)
Contohnya adalah: eukaryotic protist
besar; kebanyakan phytoplankton; Protozoa (Foraminifera); ciliates; Rotifera;
metazoans muda – Crustacea (copepod nauplii).
Nanoplankton (2-20 µm)
Plankton yang lolos dari jaring, tetapi
lebih besar dari 2 µm. Atau berukuran 2-20 µm; Contohnya: eukaryotic protista
kecil; Diatoms kecil; Flagellates kecil; Pyrrophyta; Chrysophyta; Chlorophyta;
Xanthophyta.
Picoplankton (0,2-2 µm)
Contohnya: eukaryotic protists kecil;
bacteria; Chrysophyta
Femtoplankton (< 0.2
μm)
Contohnya: Virus laut.
d. Berdasarkan
Daur Hidupnya
Berdasarkan daur hidupnya plankton
dibagi menjadi:
w Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya: kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya: kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
w Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
Pada umumnya ikan menjalai hidupnya
sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi
nekton setelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang
pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang
selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau
manancap di dasar laut.
Meroplankton ini sangat banyak ragamnya
dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva
crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang
bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan
dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai meroplankton ini menjadi sangat
penting dalam kaitannya dengan upaya budidaya udang, crustacea, mollusca, dan
ikan.
e. Berdasarkan Habitat
Plankton berdasarkan habitatnya, dapat
digolongkan menjadi 5, yaitu:
1. Limnoplankton (di danau)
2. Heleoplankton (di kolam)
3. Potamoplankton (di sungai)
4. Hipalmiroplankton (di air payau)
5. Haliplankton (di laut)
f. Berdasarkan Asal-Usulnya
Plankton berdasarkan asal-usulnya
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Autoplankton : Yaitu plankton yang berasal dari habitat tersebut
(plankton asli dari suatu habitat).
b. Alloplankton : Yaitu plankton yang berasal dari luar habitat
tersebut (plankton pendatang).
g. Berdasarkan Sebaran
(distribusi plankton)
Plankton terdapat mulai dari lingkungan
air tawa
r hingga ke tengah samudera. Dari
perairan tropis hingga ke peraiaran kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan
laut yang tidak di huni oleh plankton.
1. Sebaran Horizontal
Nontji (2008) membagi plankton
berdasarkan sebaran horizontalnya, baik fitoplankton maupun zooplankton menjadi
:
Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan
salinitas yang relative rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke peraian payau di
depan muara dengan salinitas 5-10 psu (practical salinity unit, dulu digunakan
istilah ‰ atau permil, g/kg). akibat pengaruh lungkungan yang terus menerus
berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat
kompleks, bisa merupoakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan air
tawar. Beberapa diantaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan
estuaria yang payau (Nontji, 2008).
Plankton Oseanik
Plankton oseanik hidup diperairan lepas
pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada
perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini,
maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini (Nontji, 2008).
Penggolongan seperti di atas tidaklah
terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik
hingga oseanik hingga dapat disebut neritik oseanik (Nontji, 2008).
Persebaran atau distribusi horizontal plankton memang sangat ditentukan
oleh factor-faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, dan arus. Oleh sebab itu
kehadiran plankton jenis tertentu dapat digunakan sebagai indicator akan massa
air atau arus laut. Di English Channel misalnya, bila kaetognat Sagitta setosa
merajai, itu mengindikasikan massa air dari laut utara yang bersalinitas rendah
telah masuk ke selat ini. Sebaliknya bila Sagitta ellegans yang merajai, itu
mengindikasikan massa air bersalinitas tinggi dari samudra atlantik merambah
masuk sampai ke selat ini. Demikian pula ubur-ubur Cyanea capilata dapat dijadikan
indicator adanya arus air dingin, sedangkan Physalia physalis sebagai indicator
arus air hangat.contoh lain misalnya copepod Eurytemora affinis telah
menyesuaikan diri untuk hidup diperairan estuaria dengan salinitas rendah, dan
karena keberadaannya dapat dijadikan indicator perairan estuaria. Di Indonesia
ditemukan copepod Labidocera muranoi dari perairan mangrove, yang mungkin dapat
pula dijadikan indicator perairan dengan salinitas rendah (Nontji, 2008).
2. Sebaran
Vertikal
Plankton hidup di laut mulai dari
lapisan yang tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam.
Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton, Nontji (2008) membaginya menjadi :
Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.
Dari kelompok
neuston ini ada juga yang mengambang dipermukaan dengan sebagian tubuhnya dalam
air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebutpleuston.
Contoh pleuston yang menarik adalah ubur-ubur api, Physalia physalis,
yang lazim juga diberi julukan Portuguese man of war bagian
atasnya menggelembung mencuat dari permukaan bagaikan layar yang dapat di tiup
angin yang menghayutkan plankton tersebut. Sebenarnya ubur-ubur api ini
merupakan hewan koloni. Setiap individu terbentuk dari empat koloni,
masing-masing berbeda fungsinya namun semuanya berada dalam hubungan kerja yang
harmonis. Kelompok pertama membentuk pelampung dan layar, kelompok kedua
membentuk umbai-umbai tentakel yang panjang dilengkapi nemanocist atau sel
pennyengat yang ampuh untuk menangkap mangsa, kelompok ketiga mencernakan
makanan, dan kelompok empat untuk melaksanakan pembiakan. Physalia
physalis ini disebut ubur-ubur api karena bila tersentuh akan dapat
menyengat kulit kita hingga melepuh dengan rasa panas bagaikan disundut api.
Ada lagi pleuston yang juga menarik yakni Janthina, yang merupakan keong laut
yang hidup menggantung di lapisan film permukaan dengan busa yang dihasilkannya
bagaikan pelampung.
Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa copepod sepeti Eucheuta marina tersebar secara vertical sampai lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak terdapat di lapisan ini, misalnya thysanopoda, eufhausida, Thysanoessa, nematoscelis. Tetapi eufaosid ini juga dapat melakukan migrasi vertical sampai lapisan di atasnya.
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa copepod sepeti Eucheuta marina tersebar secara vertical sampai lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak terdapat di lapisan ini, misalnya thysanopoda, eufhausida, Thysanoessa, nematoscelis. Tetapi eufaosid ini juga dapat melakukan migrasi vertical sampai lapisan di atasnya.
Hypoplankton
Hypoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton yang hidup pada kedalaman>600m, dan abisoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam,sampai 3000-4000m.
Hypoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton yang hidup pada kedalaman>600m, dan abisoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam,sampai 3000-4000m.
Sebagai contoh, dari kelompok eufaosid,
Betheuphaosia ambylops, dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut dalam yang
menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500m. sedangkan dari kelompok
kaetognat Eukrohnia hamat, Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada
kedalaman lebih dari 1000m.