Minggu, 13 April 2014

PENGGUNAAN PAKAN IKAN DENGAN FERMENTASI AMPAS TAHU

Tahu sebagai makan yang sangat umum dengan bahan baku kedekai, tahu tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, makanan ini merupakan lauk-pauk sehari-hari dan memiliki kandungan protein tinggi. Tahu terbuat dari kedelai yang diolah dengan cara direbus dan digiling, serta memiliki kandungan protein nabati yang cukup tinggi. Dan bagian kedelai yang tidak dapat diolah menjadi tahu disebut ampas tahu. Ampas tahu sering menjadi masalah di lingkungan industri pembuatan tahu karena ampas tahu ini merupakan limbah produksi. Walaupun dianggap limbah, ampas tahu dapat diolah menjadi makanan, masakan ataupun pakan bagi ikan lele. Khususnya, pengolahan ampas tahu menjadi pakan ikan lele menggunakan proses fermentasi sehingga dalam pakan ampas tahu mengandung alkohol. Kandungan alkohol dalam pakan ampas tahu berfungsi sebagai pengganti hormon untuk proses sexreversal, karena penggunaan hormon untuk proses sex reversal berdampak kurang baik pada pengkonsumsi ikan yang disexreversal tersebut.
Tahu sebagai lauk pauk dan makanan kecil yang bergizi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dengan memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi pada ampas tahupun masih memiliki kegunaan yang cukup baik bagi ikan.
Kedelai merupakan bahan dasar pembuatan tahu. Kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu ini, tidak kesemua bagiannya dapat diolah menjadi tahu. Bagian kedelai yang tidak dapat diolah menjadi tahu, disebut ampas tahu. Di industri–industri tahu, ampas tahu dianggap limbah dan tidak memilliki nilai ekonomis, sehingga banyak sekali industri tahu yang membuang ampas tahu dsembarang tempat tanpa ada pengolahan lebih lanjut yang dapat meningkatkan harga jual ampas tahu. Hal inilah yang kemudian hari menimbulkan masalah sosial yang seakan susah untuk terselsaikan.
Padahal dengan melakukan pengolahan lebih lanjut, ampas tahu akan menjadi barang yang sangat berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ampas tahu dapat diolah menjadi kerupuk ampas tahu maupun pakan buatan ikan yang berbahan dasar ampas tahu. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi pada kedelai, jelas ampas tahu juga memiliki kandungan protein yang tinggi pula. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, energi, dan lain–lain.
Pengolahan ampas tahu sebagai bahan dasar pakan buatan untuk ikan lele, sekarang ini sedang dikembangkan dan diterapkan pada budidaya lele, khususnya budidaya lele organik. Ampas tahu selain memiliki kandungan protein yang tinggi, juga harga bahan, biaya produksi, dan proses produksinya murah meriah. Menurut Setyono (2010;2), harga per kilogram ampas tahu ialah Rp. 500;- dan pembuatannya pun relatif mudah jika dibandingkan dengan pembuatan pakan sejenisnya.
Pembuatan pakan dari ampas tahu menggunakan proses fermentasi. Proses fermentasi ialah proses penguraian struktur bahan organik dan pengawetan suatu bahan dengan bantuan fungi atau cendawan dan bakteri. Selain menguraikan bahan organik, hasil dari proses fermentasi juga menghasilkan kandungan alkohol dalam ampas tahu tersebut. Kandungan alkohol yang dihasilkan pada proses fermentasi ampas tahu, lebih kecil jika dibandingkan dengan kandungan alkohol pada proses fermentasi bahan lainnya seperti anggur, beras ketan dan lain – lain.
Kandungan alkohol yang terdapat dalam ampas tahu ini, memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya ialah pakan berbahan dasar ampas tahu tidak boleh diberikan pada organisme yang akan dijadikan indukan maupun calon induk, hal ini akan menetralkan gonad sang calon induk. Dan adapun kelebihannya ialah pakan ini dapat digunakan sebagai bahankimia alternatif pengganti hormon tirosin untuk proses sexreversal. Hormon untuk proses sexreversal sangat berbahaya penggunaannya dan sekarang ini telah dilarang penggunaannya. Penggunaan hormon untuk proses sexreversal dalam proses sexreversal akan berakibat fatal bagi yang mengkonsumsi ikan yang telah disexreversal, terutama wanita, karena dapat merangsang peningkatan hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan. Sexreversal bertujuan untuk menyamakan gender ikan budidaya agar pertumbuhan ikan budidaya menjadi lebih cepat.
Pemberian pakan ampas tahu ini, hanya dapat diberikan pada ikan untuk pembesaran dan sexreversal saja. Pakan ini sangat disukai oleh ikan lele, hal ini dengan yang diungkapkan Setyono (2010;5) ikan lele sangat menyukai pakan yang berbahan dasar ampas tahu karena pakan ini memiliki aroma yang sama dengan pakan buatan pabrik ternama (pakan buatan yang digemari ikan lele) dan juga kandungan proteinnya tinggi.
Pakan ampas tahu yang diberikan kepada ikan lele, menurut penilitian terbaru, pakan ini dapat menyamakan pertumbuhan ikan sekitar 80 %. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kanibalisme pada ikan lele. Pemberian pakan ampas tahu merupakan pakan pokok dalam budidaya, sedangkan untuk pakan tambahan digunakan pakan buatan pabrik.
Pakan berbahan dasar ampas tahu memiliki banyak kelebihan, diantaranya mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat limbah ampas tahu, mengurangi biaya produksi budidaya, dan sebagai bahan alternatif yang aman untuk proses sexreversal. Untuk mengembangkan pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan buatan untuk ampas tahu, perlu adanya perhatian dari pemerintah kepada masyarakat dan industri tahu. Perhatian tersebut dapat dalam bentuk pelatihan-pelatihan maupun penyuluhan. Tidak hanya itu sebaiknya pemerintah juga menbimbing kelompok tani pembudidaya ikan lele untuk memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan dasar pembuatan pakan lele.
Dengan melakukan pengolahan lebioh lanjut, ampas tahu akan memiliki nillai ekonomis yang cukup tinggi. Pengolahan ampas tahu dapat berupa kerupuk, makanan ringan maupun bahan dasar pakan ikan. Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan ampas tahu merupakan pakan alternatif yang sedang diminati para petani. Pakan ampas tahu selain biaya produksinya rendah disbanding pakan sejenisnya, pakan ampas tahu ini juga dapat mempercepat pertumbuhan ikan. Menurut hasil penilitian terbaru, karena proses pembuatan pakan ampas tahu dengan fermentasi, dalam pakan ini mengandung yang alkohol. Kandungan alkohol dalam pakan ampas tahu ini dapat menggantikan fungsi hormon untuk proses sexreversal untuk proses sex reversal.
Penggunaan hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan akan memberikan dampak yang kurang baik bagi konsumen pengkonsumsi daging ikan yang pembudidayaan secara sex reversal dengan hormon untuk proses sexreversal. Dampak dari penggunaan hormon untuk proses sexreversal ini antara lain jumlah hormon untuk proses sexreversal dalam tubuh organisme penmgkonsumsi akan berlebih, sehingga sifat kejantanan dari organisme akan lebih mendominasi. Hal ini sangat berbahaya bagi manusia, misalnya wanita karena mengkonsumsi ikan yang disexreversal dengan hormon dapat menghilangkan ciri kewanitaannya, begitu juga pada laki-laki.
Nilai Gizi Ampas Tahu
Ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu: Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co < 1 ppm dan Zn > 50 ppm.
Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu basah tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2-3 hari, sehingga ternak tidak menyukai lagi. Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0-15,5% sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan ampas tahu segar